Krisis Sritex: Prabowo Turun Tangan, Cari Solusi Jitu

Dongkrakbisnis.web.id Mudah-mudahan selalu ada harapan di setiap hati. Dalam Opini Ini saya ingin membahas News yang sedang trending. Panduan Seputar News Krisis Sritex Prabowo Turun Tangan Cari Solusi Jitu Ayok lanjutkan membaca untuk informasi menyeluruh.

Pengadilan Niaga Kota Semarang telah mengabulkan gugatan PKPU terhadap PT Sritex dan tiga perusahaan tekstil lainnya. Hal ini terjadi setelah salah satu kreditur Sritex mengajukan permohonan pembatalan perdamaian dalam penundaan kewajiban pembayaran utang yang telah disepakati sebelumnya.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto tengah mencarikan solusi untuk Sritex. Arahan beliau agar perusahaan tetap berjalan, nanti dicarikan jalan teknisnya, ujar Airlangga.

Putusan pengadilan yang dipimpin Hakim Ketua Muhammad Anshar Majid mengabulkan permohonan PT Indo Bharat Rayon sebagai debitur PT Sritex. Pengadilan memutuskan pailit PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau yang dikenal sebagai Sritex.

Sebelumnya, pada Januari 2022, PT Sritex digugat oleh CV Prima Karya karena tidak memenuhi kewajiban pembayaran utang. Kemudian, PT Indo Bharat Rayon juga mengajukan gugatan karena alasan yang sama.

Airlangga mengungkapkan bahwa pemerintah sedang memantau kondisi Sritex. Ia yakin karyawan Sritex akan tetap berproduksi karena izin ekspor-impor dari Bea Cukai tetap berjalan. Dengan berproduksi, tenaga kerja masih bisa (bekerja), tegas Airlangga.

Menteri Tenaga Kerja Yassierli juga menyatakan dukungannya agar pegawai Sritex tetap terlindungi. Kalau dari kami tentu kita harus mendukung bagaimana pegawai dari Sritexnya itu tetap bisa terlindungi, imbuhnya.

Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), utang Sritex mencapai USD 1,59 miliar, terdiri dari utang jangka pendek USD 131,41 juta dan utang jangka panjang USD 1,46 miliar. Perseroan juga mencatat defisiensi modal atau ekuitas negatif sebesar USD 980,55 juta hingga Juni 2024.